Jenis-jenis Bahan Berbahaya pada Jajanan
Berikut ini merupakan zat-zat berbahaya yang dipakai oleh
mayoritas para pedagang jajanan yang dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan
fungsinya :
Pemanis Buatan
Bahan ini banyak ditemukan di banyak makanan seperti pada
saos, susu, jeli atau agar- agar, sirup, makanan ringan atau snack, permen, es
krim, minuman yoghurt, minuman ringan berfermentasi. Pemanis buatan tentunya
hanya memberikan efek rasa manis pada makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi
sama sekali untuk dikonsumsi.
• Sakarin
Bahan ini biasa digunakan pada jenis minuman ringan, selai,
permen, dan jajanan pasar lainnya. Berdasarkan penelitian dari National Academy
of Science tahun
1968, konsumsi zat sakarin pada orang dewasa sebanyak 1 gram
atau lebih rendah dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, yang tak terkecuali
adalah
penyakit kanker.
• Siklamat
Siklamat adalah salah satu bahan pemanis buatan yang hanya
meninggalkan ras amanis, yang berbeda dengan sakarin yang setelah menimbulkan
rasa manis meninggalkan rasa pahit. Pemanis ini biasanya digunakan sebagai
pemanis makanan kaleng, makanan dan minuman berkalori rendah. Konsumsi pada zat
ini dapat merangsang pertumbuhan penyakit tumor.
• Aspartam
Aspartam biasa digunakan pada susu berkalori rendah. Tingkat
bahaya pada zat ini tidak sebesar pada 2 zat sebelumnya yang telah dipaparkan
penjelasan di atas. Namun, penggunaan pada zat ini masih harus dibatasi, karena
masih menimbulkan perdebatan bahwa zat ini dapat menimbulkan efek samping yang
berbahaya bagi konsumen.
Pengawet Buatan
Menurut penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan,
banyak produk makanan yang menggunakan pengawet buatan seperti berbagai macam
mie basah, ikan asin, tahu baik di pasar tradisional maupun di pasar
swalayan.
Asam Salisilat
Zat ini biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi
untuk memperpanjang masa pengawetan. Asam salisilat tidak akan pudar sekalipun
sayur atau buah telah dicuci, karena telah meresap ke dalam jaringan-jaringan
makanan tersebut. Asam salisilat sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat
lotion (tubuh bagian luar). Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan
gangguan lambung, pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka
waktu lama dapat menimbulkan kekurangan zat besi, kemerahan dan gatal-gatal
pada kulit. Konsumsi dalam jumlah besar mengakibatkan pendarahan pada
lambung.
• Formalin
Penggunaan formaln sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi
untuk bahan antiseptik, germisida, dan pengawet non-makanan. Fungsi sebenarnya
daripada formalin adalah sebagai antibakteri pembunuh kuman, pembersih lantai,
kapal, gudang, pakaian, pembasmi serangga, pengeras lapisan gelatin dan kertas,
pembuatan pupuk urea, produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras buku,
bahan insulasi buku, pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan perekat produk
kayu lapis, pengawet pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,
pewarna sepatu, shampoo mobil, lilin, karpet, menghilangkan bakteri pada sisik ikan,
pengobatan penyakit ikan, dan pengawetan mayat.
Formalin biasa digunakan para pedagang agar mengawetkan
makananannya dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga jika dagangannya
tidak habis hari ini, dapat digunakan lagi untuk hari berikutnya. Makanan yang
biasa dipakaikan formalin antara lain : mie basah, bakso, tahu, ikan asin, dan
sebagainya. Kandungan formalin yang tinggi pada tubuh dapat menekan fungsi sel
dalam tubuh dan menyebabkan kematian sel yang berujung pada kerusakan
organ tubuh. Konsumsi formalin juga dapat mengakibatkan kanker saluran
pencernaan, peningkatan resiko kanker tenggorokan, sinus, dan hidung.
• Boraks
Selain sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga
dapat digunakan untuk pengenyal makanan. Makanan yang biasanya ditambahkan
boraks adalah : bakso, lontong, mie, kerupuk, dan berbagai makanan tradisional.
Konsumsi boraks yang berulang kali dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai
dengan mual, muntah, diare, menurunnya suhu tubuh, lemah, sakit kepala, dan
dapat menimbulkan shock serta kematian untuk konsumsi boraks dalam dosis
tinggi.
• Pottasium Klorat
Bahan ini kerap kali digunakan para pedagang untuk
mengawetkan barang dagangannya. Konsumsi bahan ini secara terus-menerus dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal, hemolisis
sel darah merah dan methemoglobinema untuk konsumsi pada dosis tinggi.
• Kloramfenikol
Bahan ini biasa digunakan sebagai pengawet susu, padahal
fungsi sebenarnya ialah sebagai antibiotik. Pada bayi prematur konsumsi pada
bahan ini dapat mengakibatkan kematian.
Biasa ditemukan pada minuman non-karbonasi, minuman sari
buah, minuman hasil fermentasi. Hanya dengan menghirup aroma dari zat ini dapat
menyebabkan iritasi mata dan hidung, serta pusing-pusing.
• Pottasium Bromat
Konsumsi zat ini menyebabkan hambatan pada pertumbuhan,
lemah, kejang- kejang yang berakhir pada kematian. Jika dikonsumsi dalam jumlah
banyak mengakibatkan muntah-muntah, diare, methemoglobinemia, dan reinjury.
• Air Terusi
Difungsikan dengan tidak baik oleh produsen sebagai salah
satu bahan pengawet makanan. Dapat ditemukan juga pada bakso yang bercirikan
ada kilauan warna biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar