Kamis, 14 November 2013

Jenis-jenis Bahan Berbahaya pada Jajanan



Jenis-jenis Bahan Berbahaya pada Jajanan
Berikut ini merupakan zat-zat berbahaya yang dipakai oleh mayoritas para pedagang jajanan yang dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan fungsinya : 

 Pemanis Buatan 

Bahan ini banyak ditemukan di banyak makanan seperti pada saos, susu, jeli atau agar- agar, sirup, makanan ringan atau snack, permen, es krim, minuman yoghurt, minuman ringan berfermentasi. Pemanis buatan tentunya hanya memberikan efek rasa manis pada makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi sama sekali untuk dikonsumsi. 

• Sakarin 

Bahan ini biasa digunakan pada jenis minuman ringan, selai, permen, dan jajanan pasar lainnya. Berdasarkan penelitian dari National Academy of Science tahun 

1968, konsumsi zat sakarin pada orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih rendah dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, yang tak terkecuali adalah 

penyakit kanker. 

• Siklamat 

Siklamat adalah salah satu bahan pemanis buatan yang hanya meninggalkan ras amanis, yang berbeda dengan sakarin yang setelah menimbulkan rasa manis meninggalkan rasa pahit. Pemanis ini biasanya digunakan sebagai pemanis makanan kaleng, makanan dan minuman berkalori rendah. Konsumsi pada zat ini dapat merangsang pertumbuhan penyakit tumor. 


• Aspartam 

Aspartam biasa digunakan pada susu berkalori rendah. Tingkat bahaya pada zat ini tidak sebesar pada 2 zat sebelumnya yang telah dipaparkan penjelasan di atas. Namun, penggunaan pada zat ini masih harus dibatasi, karena masih menimbulkan perdebatan bahwa zat ini dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi konsumen. 















 Pengawet Buatan
Menurut penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, banyak produk makanan yang menggunakan pengawet buatan seperti berbagai macam mie basah, ikan asin, tahu baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan. 

Asam Salisilat
Zat ini biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi untuk memperpanjang masa pengawetan. Asam salisilat tidak akan pudar sekalipun sayur atau buah telah dicuci, karena telah meresap ke dalam jaringan-jaringan makanan tersebut. Asam salisilat sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat lotion (tubuh bagian luar). Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan gangguan lambung, pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan kekurangan zat besi, kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Konsumsi dalam jumlah besar mengakibatkan pendarahan pada lambung. 

• Formalin 
Penggunaan formaln sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi untuk bahan antiseptik, germisida, dan pengawet non-makanan. Fungsi sebenarnya daripada formalin adalah sebagai antibakteri pembunuh kuman, pembersih lantai, kapal, gudang, pakaian, pembasmi serangga, pengeras lapisan gelatin dan kertas, pembuatan pupuk urea, produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras buku, bahan insulasi buku, pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan perekat produk kayu lapis, pengawet pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, pewarna sepatu, shampoo mobil, lilin, karpet, menghilangkan bakteri pada sisik ikan, pengobatan penyakit ikan, dan pengawetan mayat. 

Formalin biasa digunakan para pedagang agar mengawetkan makananannya dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga jika dagangannya tidak habis hari ini, dapat digunakan lagi untuk hari berikutnya. Makanan yang biasa dipakaikan formalin antara lain : mie basah, bakso, tahu, ikan asin, dan sebagainya. Kandungan formalin yang tinggi pada tubuh dapat menekan fungsi sel dalam tubuh dan menyebabkan kematian sel yang berujung pada kerusakan organ tubuh. Konsumsi formalin juga dapat mengakibatkan kanker saluran pencernaan, peningkatan resiko kanker tenggorokan, sinus, dan hidung. 

• Boraks
Selain sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga dapat digunakan untuk pengenyal makanan. Makanan yang biasanya ditambahkan boraks adalah : bakso, lontong, mie, kerupuk, dan berbagai makanan tradisional. Konsumsi boraks yang berulang kali dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan mual, muntah, diare, menurunnya suhu tubuh, lemah, sakit kepala, dan dapat menimbulkan shock serta kematian untuk konsumsi boraks dalam dosis tinggi.

• Pottasium Klorat
Bahan ini kerap kali digunakan para pedagang untuk mengawetkan barang dagangannya. Konsumsi bahan ini secara terus-menerus dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal, hemolisis sel darah merah dan methemoglobinema untuk konsumsi pada dosis tinggi.

• Kloramfenikol
Bahan ini biasa digunakan sebagai pengawet susu, padahal fungsi sebenarnya ialah sebagai antibiotik. Pada bayi prematur konsumsi pada bahan ini dapat mengakibatkan kematian.
Biasa ditemukan pada minuman non-karbonasi, minuman sari buah, minuman hasil fermentasi. Hanya dengan menghirup aroma dari zat ini dapat menyebabkan iritasi mata dan hidung, serta pusing-pusing.



• Pottasium Bromat
Konsumsi zat ini menyebabkan hambatan pada pertumbuhan, lemah, kejang- kejang yang berakhir pada kematian. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak mengakibatkan muntah-muntah, diare, methemoglobinemia, dan reinjury.

• Air Terusi
Difungsikan dengan tidak baik oleh produsen sebagai salah satu bahan pengawet makanan. Dapat ditemukan juga pada bakso yang bercirikan ada kilauan warna biru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar