Selasa, 01 Oktober 2013

Listening Team



 ...........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kedewasaan emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup, dan keagungan moral. Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk menjalani rutinitas pembelajaran setiap hari.
Bagi seorang guru, mengajar adalah aktivitas utama. Oleh karena itu, ia layak disebut guru, karena da transfer ilmu kepada siswa. Kata orang bijak, dengan mengajar, ilmu menjadi tegak dan berkembang. Dengan mengajarkan kepada orang lain, ilmu tidak akan habis, tetapi justru semakin dinamis, progresif, dan produktif. Disinilah peran guru sebagai pendidik yang mana harus mampu menguasai strategi atau metode dalam pembelajaran. Yang sangat berdampak kepada aktivitas belajar beserta hasil belajar yang ingin dicapai. Salah satu strategi yang dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar adalah listening team.
Listening Team termasuk kedalam bentuk pembelajaran Full Class Learning. Pada dasarnya, kegiatan ini adalah sebuah cara yang dapat membantu peserta didik agar tetap terfokus dan siap siaga dalam berbagai situasi pembelajaran yang sedang terjadi. Dalam kegiatan ini, Listening Team membentuk kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pembelajaran, hampir sama dengan Model Jigsaw , namun dalam Listening Team disini tidak ada pertukaran anggota tim.













BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Listening Team
Pengertian operasional dari Listening Team adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran. Penggunaan Listening Team dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pengoptimalan indera pendengaran siswa (di samping indera lainnya), diharapkan secara tepat dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan siap siaga selama proses pembelajaran berlangsung.
Strategi ini membantu siswa untuk tetap berkonsentrasi dan terfokus dalam pelajaran yang menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.[1]
Penggunaan strategi Listening Team akan mencapai tujuan yang maksimal apabila memenuhi prinsip-prinsip di bawah ini :[2]
1.      Pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa.
2.      Semua siswa harus terlibat sesuai dengan peranannya.
3.      Penentuan topik disesuaikan dengan kemampuan kelas, tingkat sekolah dan situasi tempat.
4.      Materi yang dipilih hendaknya terkait persoalan yang relatif banyak menimbulkan pertanyaan dan pendapat.
5.      Materi yang diajukan hendaknya dapat juga menumbuhkan pertimbangan dari berbagai pihak.
Strategi Listening Team ini bertujuan membentuk kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran sehingga akan diperoleh partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Yang mana diawali dengan pemaparan pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing. Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4 kelompok.

B. Langkah-langkahnya :
1.    Bagilah siswa menjadi empat kelompok,
2.    Sampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah yang didasarkan pada sesi tatap muka. Setelah selesai, berilah kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas mereka dan beberapa saat untuk mengomentari tugas-tugas mereka.
3.    Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka. Baik itu akan menimbulkan kegiatan bertanya, sepakat, dan sebagainya. Guru hendaknya memperoleh partisipasi peserta didik dari pada yang pernah guru bayangkan.
4.    Beri klarifikasi secukupnya
Modifikasi :
a.       Jika jumlah siswa banyak, buatlah kelompok ganda artinya terdapat 2 kelompok sebagai penanya dan begitu pula pada kelompok lainnya.
b.      Bisa juga dawali dengan tugas individual.
5.    Pembelajaran diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi.

C . Variasi Kegiatan[3]
1.      Buatlah peranan-peranan yang lainnnya. Sebagai contoh, mintalah salah satu tim untuk menyimpulkan pelajaran yang disampaikan dengan ceramah atau mintalah salah satu tim menciptakan berbagai pertanyaan yang menguji pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran, atau buat nama kelompok yang unik untuk setiap peran mereka. Tantanglah peserta didik untuk bertukar fungsi secara mendadak setelah menyelesaikan kegiatan diatas.
2.      Berikan pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan dijawab dengan pelajaran yang disampaikan dengan ceramah. Tantanglah  peserta didik untuk mendengarkan jawaban-jawabannya. Tim yang dapat menjawab paling banyak adalah tim yang menang.

  Kelebihan Listening Team
         Tidak memerlukan skill komunikatif yang rumit, dalam banyak hal siswa dapat berbuat dengan pengarahan yang simple.
         Interaksi antara siswa memungkinkan timbulnya keakraban.
         Strategi ini menimbulkan respon yang positif bagi siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasinya.
         Listening Team melatih siswa agar mampu berfikir kritis.
         Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.
         Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide/gagasan.
         Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.
         Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri serta menerima umpan balik.
         Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.




  Kelemahan Listening Team
         Efektivitasnya dalam memajukan proses belajar mengajar belum terbuktikan oleh riset.
         Dalam pelaksanaannya sering tidak terlibatkan elemen-elemen penting.
         Waktu yang dihabiskan cukup panjang.
         Dengan keleluasaan pembelajaran, maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai.
         Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.
         Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang panjang.
D. POINT COUNTER POINT
Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang
muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran sesuai dengan
aturan-aturan yang ada. Strategi ini merupakan sebuah tekhnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Strategi ini sangat baik dipakai untuk melibatkan siswa / mahasiswa dalam mendiskusikan isu – isu kmplek secara mendalam.
Strategi ini dapat di terapkan jika guru hendak menyajikan topic atau permasalahan yang menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda.[4]
E.     TUJUAN
Tujuan Penerapan Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah
untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam
memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai posisi yang
diperankan. [5]
F.      LANGKAH – LANGKAH
  1. Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif,
  2. Bagi siswa / mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan yang telah anda tentukan,
  3. Minta masing-masing kelmpok untuk menyiapkan argument-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini, pisahlah tempat duduk masing-masing kelompok,
  4. Kumpulkan kembali semua siswa/mahasiswa dengan catatan, siswa/mahasiswa duduk berdekatan dengan teman-teman satu kelompok,
  5. Mulai debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai,
  6. Setelah salah seorang siswa/mahasiswa menyampaikan satu argument sesuai dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama,
  7. Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkunkan,
  8. Rangkum debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggarisbawahi atau mungkin mencari titik temu dari argument-argumen yang muncul.[6]

KEUNGGULAN
a)      Dengan perdebatan yang sengit akan mempertajam hasil pembicaraan.
b)      Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat /menyanggah sama_sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai sesuatu masalah.
c)      Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang dikehendaki bersama.
d)     Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah; kemudian di teliti fakta mana yang benar / valid dan bisa di pertanggung jawabkan.
e)      Karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan penyanggah maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara; turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
f)       Bila masalah yang di perdebatkan menarik, maka pembicaraan itu mampu mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti pendapat itu.
g)      Untungnya pula tekhnik ini dapat di pergunakan pada kelompok besar.

     KELEMAHAN
  1. Di dalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
  2. Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat.
  3. Dengan tekhnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau di ikuti dengan diskusi.
  4. Karena sengitnya perdebatan bisa terjadi terlalu banyak emosi yang terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan ramai.
  5. Agar bisa melaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.[7]






























BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN


    1. Listening Team adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran.
    2. Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu cara
      dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
      untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang
      muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran sesuai dengan
      aturan-aturan yang ada.
    3. Ada keunggulan dan kelemahan dari pada masing masing metode





B. SARAN
            Dengan selesainya makalah saya  ini mudah mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya  bagi para pembaca, dan disini saya mengharapkan kritik dan saran dari si pembaca untuk perbaikan ke depan.









DAFTAR PUSTAKA

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2007.
HamrunI. Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. 2009
Marno, M. Idris. Strategi Dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2008.
Roestijah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.







[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1. Cet. 2, Jakarta : Kencana, 2007. h. 145

[2] http://akademistif.blogspot.com/2012/01/metode-listening-team.html

[3] Mei Silberman, Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2009. h. 106-107

[4] Hisyam Zaini,Bermawy Munthe,Sekar Ayu Aryani,Strategi pembelajaran aktif,ygyakarta:CTSD,2007.hal 43
[5] Marno&m.Idris,strategi dan metode pengajaran,Jogjakarta:Ar-Ruz Media,2008.hal 180
[6] Hisyam Zaini,Bermawy Munthe,Sekar Ayu Aryani,Strategi pembelajaran aktif,ygyakarta:CTSD,2007.hal 43
[7] Roestijah, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar