KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang memberi kesabaran dan kekuatan melalui rahmat dan karunia-NYA.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasullulah SAW, keluarga, sahabatnya dan seluruh umat yang mengikuti, tuntunan-NYA.
Walaupun jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan keagamaan kita . tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah bisa dibuat.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasullulah SAW, keluarga, sahabatnya dan seluruh umat yang mengikuti, tuntunan-NYA.
Walaupun jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan keagamaan kita . tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah bisa dibuat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian tauhid rububiyah
Tauhid Rububiyah Adalah beriman dengan adanya Allah subhanahu wa ta'ala, dan menyakini ke-Esaanya dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Diantara pengertian yang lain: menyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah satu-satunya sang pencipta, pemberi rezeki, penguasa segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Pengertian ini mencakup perkara berikut:
1. Iman tentang adanya Allah subhanahu wa ta'ala .
2. menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala
sang pencipta segala sesuatu, pemiliknya, pemberi rezkinya. Dan bahwa
Dia yang menghidupkan, mematikan, pemberi manfaat, mahdhorot,
satu-satunya pengabul do'a. bagi-Nya segala urusan, ditangan-Nya segala
kebaikan, Yang maha mampu atas kehendaknya, pembuat takdir dan perubah
serta pengurus bagi segala urusan, tidak sekutu bagi-Nya dalam semua
hal ini.
Dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunnah banyak menetapkan Rububiyah Allah subhanahu wa ta'ala, setiap nash yang ada kata "Ar-Robb" (الرَّبُ) atau menyebutkan kekhususan-khususan Allah subhanahu wa ta'ala, seperti penciptaan, rezeki, pemilikan, taqdir, dan lainnya itu merupakan dalil-dalil rububiyah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-Fatihah [1]: 2)
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-A'roof[7]: 54)
"Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu". (QS. Al-Mu'minun [23]: 88)
Allah subhanahu wa ta'ala
telah memerintahkan hamba-hambanya untuk senantiasa melihat dan
bertafakkur dalam ayat-ayat Allah kauniyah (dari ciptaanya dilangit
dan dibumi) supaya dapat mengetahui Rububiyah Allah subhanahu wa ta'ala.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan
di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang yakin. Dan (juga) pada diri kalian sendiri. Maka Apakah kalian
tidak memperhatikan?". (QS. Adz-Dzariyat [51]: 20-21)
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta'ala
memberitahukan bahwa dibumi terdapat ayat dan tanda-tanda yang
menunjukkan keagungan penciptanya, kemampuannya. Diantara yang telah
diciptakan didalamnya adalah berbagai macam tumbuhan, hewan, gunung,
padang pasir, debu, lautan,dan sungai-sungai.
Begitu
juga diantara ayat-ayat yang terdapat pada manusia adalah susunan
organ tubuh manusia yang teratur ditempat yang dibutuhkan,
bermacam-macamnya bahasa, warna kulit, berbeda-bedanya akal,
pemahaman, gerakan tubuh, tabiat, dan kekuatan manusia. Dipermulaan
penciptaannya dari setetes air mani,kemudian segumpal darah, kemudian
segumpal daging, kemudian dijadikan tulang-belulang, kemudian
ditiupakan ruh kedalamnya. Tiba-tiba dia dapat mendengar dan melihat,
kemudian dia dikeluarkan dari perut ibunya dalam keadaan kecil, kekuatan
dan geraknya lemah. Kemudian tatkala bertambah umurnya bertambah
kekuatannya dan gerakannya, hingga dia dapat membangun kota dan
benteng, bertamasya kedaerah-daerah dibumi, mencari dan mengumpulkan
harta. Dia mempunyai pikiran, pendapat, ilmu setiap itu sesuai
kemampuannya. Maha Suci Allah dari kemampuan, perjalanan dan perbuatan
mereka dalam berbagai macam mata pencahariaan. Dan perbedaan tingkat
diantara mereka dalam ilmu, pikiran, kekayaan, kemiskinan dan lainnya.
"Dan
Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan". (QS. Al-Baqoroh [2]: 163-164)
Di
ayat yang pertama, Allah menyebutkan tauhid uluhiyah, kemudian
menyebutkan di ayat setelahnya dalil sebagian kekhususan Rububiyah.
Sebagian
orang salaf berkata: "Tatkala ayat pertama turun, orang-orang musyrik
meminta ayat yang menunjukkan tiada ilah kecuali Allah, maka turunlah
ayat yang kedua".
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan. Dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?". (QS. Al-Ghosyiah [88]: 17-20)
Para Ulama' dan ahli hikmah yang bertauhid mengambil dalil atas Rububiyah Allah dengan ayat-ayat kauniyah-Nya.
Tauhid
Rububiyah salah satu dari macam-macam tauhid, tidak cukup
kesendiriaannya untuk masuk Islam. Orang-orang musyrik menetapkan hal
ini, tapi tidak bermanfaat hal itu, dan tidak memasukkan mereka
kedalam Islam, karena mereka menyekutukan dalam tauhid uluhiyah,
mereka memalingkan sebagian ibadah seperti do'a, menyembelih,
istighotsah kepada sesembahan mereka, patung-patung, malaikat dan
lainnya.
Imam Mujtahid Muhammad bin Isma'il Ash-Shon'ani rohimahulloh berkata:
"Asal
keempat: bahwa orang-orang musyrik yang Allah telah mengutus para
Rosul kepada mereka. Mereka menetapkan bahwa Allah pencipta mereka
"Dan
sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Maka Bagaimanakah mereka
dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?". (QS. Az-Zukhruf [43]: 87)
Dan Allah menciptakan langit dan bumi
"Dan
sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan
oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (QS. Az-Zukhruf [43]: 9)
Bahwa Allah pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan, yang mengatur perkara dari langit kebumi.
"Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian
mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah:
"Maka Apakah kalian tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah yang Empunya
langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kalian tidak
bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan
atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari (azab)-Nya, jika kalian mengetahui?" Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari
jalan manakah kalian ditipu?". (QS. Al-Mukminun [23]: 84-89)
Fir'aun
dengan kekufuran yang berlebihan, seruan kepada hal yang paling
buruk. Allah berfirman dalam haknya, menceritakan tentang nabi Musa alaihis salaam
"Musa
menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang
menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Robb yang memelihara langit
dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira
kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa". (QS. Al-Isroo' [17]: 102)
Iblis berkata (Allah sebut dalam Al-Qur'an):
"(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaithon ketika Dia
berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia itu
telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari
kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-Hasyr [59]: 16)
Semua orang musyrik menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala
pencipta mereka, pencipta langit dan bumi, Robb mereka, Robb semua
yang ada diantara langit dan bumi, dan Pemberi rezki mereka.
Karena ini, para Rosul berhujjah kepada mereka dengan mengatakan:
"Maka
Apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kalian tidak mengambil
pelajaran". (QS. An-Nahl [16]: 17)
"Sesungguhnya
segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.
dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat
merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan
Amat lemah (pulalah) yang disembah". (QS. Al-Hajj [22]: 73)
Tauhid
Rububiyah mengharuskan Tauhid Uluhiyah. Barangsiapa menetapkan bahwa
Allah Maha Pecipta, Maha Pemilik, Maha pemberi rezeki dan kemikmatan
yang tidak dapat dihitung oleh manusia mengharusakan untuk bersyukur
kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas hal itu dengan
menyembahnya, menta'ati perintah-perintahnya, menjauhi
larangan-larangannya. Dan mengharamkan atas hal ini, menyekutukan Allah
dengan seorangpun dalam ibadahnya.
Ibadah adalah murni hak Allah subhanahu wa ta'ala,
tidak boleh dipalingkan kepada yang lainnya. Barangsiapa
memalingkannya kepada yang lain. Maka sungguh dia telah berbuat dzolim
dan berbuat buruk pada hak Allah subhanahu wa ta'ala.
"Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (QS. Luqman [31]: 13)
|
1.3 Allah Yang Maha Pencipta, Maha Kuasa Dan Maha Pengatur
Allah
yang merencanakan penciptaan, kekuasaan dan pengaturan, suatu
kejadian/penciptaan sebut saja proses seekor nyamuk dari sebelum ada,
akan menjadi ada, setelah ada Allah mengatur kehidupan, habitat nyamuk
apa yang akan dimakannya, kemana ia akan terbang berapa jumlah jatah
makanan detik ini, dengan myamuk mana ia akan kawin, Allah yang memberi
tahukan atau memberi petunjuk ke mana ia akan mencari makanan, bagaimana
bentuk, rupa warna, bau makanannya dan berapa jumlah makanan yang akan
di dapatnya Allah yang memaklumkan yang memberitahukan, mengajar,
mendidik nyamuk tersebut, dan menentukan berapa telur yang akan
dihasilkannya, mengatur keturunannya seterusnya-seterusnya.
Allah
Maha Pencipta segala sesuatu, Mencipta segala sesuatu mmenjadi nyata,
segala sesuatu menjadi berbeda, segala sesuatu menjadi berupa-rupa,
segala sesuatu menjadi nyata warna-warninya, terang, gelap, kabur,
samar-samar dan sampai tak terlihat sama sekali, karena Allah
menciptakan sesuatu menjadi nyata, maka Allah itu secara hakikat
sebenarnya/sesungguhnya lebih nyata dari segala sesuatu, bagaimana
segala sesuatu menghijab Allah sedangkan segala sesuatu itu Dia yang
menjadikan Nyata dan Allah Maha Besar dari segala sesuatu(segala sesuatu
yang dimaksud di sini adalah Selain dari Allah SWT),segala sesuatu
lebih kecil dari pada Dia, bagaimana mungkin yang kecil mendinding Yang
Maha Besar, kalaulah ada Yang Maha Besar bisa dihijab/didinding oleh
sesuatu maka bukanlah Dia Maha Besar.
Bukankah
kebanyakan dari manuasia itu tidak mengenal Allah dengan sebenarnya '
Awaluddin Ma'rifatullah /awal agama mengenal Allah" mengenal Allah tidak
hanya kenal nama dan tidak kenal dengan Yang Empunya Nama, kalau tidak
mengenal Allah dengan sebenarnya kemungkinan akan bertingkah laku,
beranggapan, berapresiasi terhadap sesuatu termasuk kepada Syirik
(Menyekutukan Allah) inilah dosa yang tidak akan diampunkan. " Dosa
walau sepenuh langit dan bumi akan diampunkan Oleh Allah Yang Maha
Pengampun kecuali dosa syirik (menyekutukanNya)atau Bagaimana mungkinkah
untuk memahami arti atau maksud kalimat "mendekatkan diri kepada Allah"
sedang Allah itu lebih dekat dari urat leher kita ? atau iman (percaya)
sedangkan kita belum kenal, atau setengah kenal, kemungkin juga kita
belum iman atau setengah iman. (Ruslan FK. Unsri)
1.2 TAUHID RUBUBIYAH DAN TUNTUTANNYA
Tauhid
Rububiyah yaitu mengesakan Allah Ta’ala dalam penciptaan, kekuasaan,
dan pengaturan dan Maha kuasa atas segala sesuatu. Hal ini wajib diimani
oleh setiap muslim.
Allah ta’ala berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”(QS. Al-Fatihah : 2).
Allah ta’ala juga berfirman:
“Mahasuci Allah Yang di Tangan-Nya segala kekuasaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 1).
Semua
orang, bahkan orang yang non muslim jika ditanya mengenai siapa
Tuhannya tentu akan menjawab, “Allah.” Tetapi pengimanan bahwasanya yang
menciptakan sesuatu, mengatur dan Maha Kuasa Atas segala sesuatu
mempunyai konsekwensi atau mengharuskan adanya pembuktian dengan
pemurnian peribadatan atau segala bentuk penyembahan hanya kepada Allah
Ta’ala saja.
Hal
ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan
mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali
Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima
ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala ( tauhid
uluhiyah, lihat buletin edisi 20 “ Inti Dakwah Para Rasul )
Tauhid
uluhiyah, yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya adalah ma’bud (yang
disembah). Maka tidak ada yang diseru dalam do’a kecuali Allah, tidak
ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh
dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban
atau bernadzar kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh
ibadah kecuali untuk-Nya dan karena-Nya semata.
Tauhid
rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Allah membantah orang
yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah yang mereka
akui dan yakini. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Artinya
: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan
bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah : 21-22 )
Allah
memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembah-Nya dan
beribadah kepada-Nya dengan menunjukkan dalil kepada mereka dengan
tauhid rububiyah, yaitu penciptaan-Nya terhadap manusia dari yang
pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya,
penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buahbuahan
yang menjadi rizki bagi para hamba. Maka sangat tidak pantas bagi mereka
jika menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya, dari bendabenda atau
apapun yang mereka sendiri mengetahui bahwa itu tidak bisa berbuat
sesuatu pun dari hal-hal tersebut di atas dan lainnya.
Tauhid
rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah. Allah banyak
berhujjah atas orang-orang musyrik dengan cara ini. Dia juga
memerintahkan Rasul-Nya untuk berhujjah atas mereka seperti itu. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Artinya : Katakanlah: ‘Kepunyaan
siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?’
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu
tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan
Yang Empunya `Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.”
Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah
yang di tanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika
kamu mengeta-hui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah:
“(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (Al- Mu’minun :
84-89)
“(Yang
memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia …” (Al- An’am : 102)
Allah
berdalil dengan tauhid rububiyah-Nya atas hakNya untuk disembah. Tauhid
uluhiyah inilah yang menjadi tujuan dari penciptaan manusia. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat : 56)
Arti
” Ya’buduun ” adalah mentauhidkan Allah dalam ibadah. Seorang hamba
tidaklah menjadi muwahhid hanya dengan mengakui tauhid rububiyah semata,
tetapi ia harus mengakui tauhid uluhiyah serta mengamalkannya. Kalau
tidak, maka sesungguhnya orang musyrik pun mengakui tauhid rububiyah,
tetapi hal ini tidak membuat mereka masuk dalam Islam, bahkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi mereka. Padahal mereka mengakui
bahwa Allah-lah Sang Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan dan
Yang mematikan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Dan
sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: ‘Allah’, …” (Az- Zukhruf : 87 )
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar