Manajemen Humas Pendidikan
A PENGERTIAN
Humas
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang
menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh
pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan
sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan
bersama. Manajemen humas pendidikan disebut juga manjemen komunikasi
penidikan. Disini tentu saja pengertian ini berbea.Humas pendidikan
menekankan hubungan, sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada bentuk
hubungan penyampaian informasi. Namun demikian dalam pembahasan ini
boleh diartikan sama sekedar untuk memudahkan pembatasan permasalahan.
Komunikasi
dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu
sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain
merupakan proses pemindahan ide, penyampaian berita sendiri maupun ide
dari orang lain.
Komponen-komponen dalam komunikasi adalah:
1. Sumber atau sumber berita
Adalah tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
2. Pengirim berita
Pengirim pesan atau ide diebut sebagai komunikator atau cooder. Pengirim berita dituntut suatu persyaratan bahasa yang harus baik. Bagi seseorang yang akan menyempaikan berita kepada orang lain, harus sehat, tidak dalam kegiatan setengah tidur, tidak gugup dan sebagainya.
3. Berita atau pesan atau isyarat
Berita yang disampaikan biasanya berbentuk simbol-simbol yang mengandung arti. Pesan tersebut dapat berupa:
Gerak: lambaian tangan, anggukan kepala, kerlingan mata, dan sebagainya.
Suara: dentuman meriam, klakson, dering, bahasa, dan sebagainya.
Benda: Tanda, tulisan, bendera putih, sabuk hitam, dan sebagainya
4. Media atau sarana penyampai berita
Yaitu
benda yang digunakan untuk menyampaikan berita misalnya, surat kabar
(untuk berita tertulis) bahasa bermakna, televisi (berita gambar dan
suara), seorang penyanyi dan sebagainya.
5. Penerima berita (komunikasi)
Yaitu
orang yang diberi berita atau orang yang menjadikan sasaran untuk
dipengaruhi oleh pengirim berita. Dalam teori komunikasi antara pengirim
berita dengan penerima berita harus ada kepentingan bersama, ada saling
pengertian dan saling ketergantungan.
6. Tujuan komunikasi
Seseorang yang mengirim berita tentu saja mempunyai tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan atau berita tersebut.
B.JENIS-JENIS HUMAS PENDIDIKAN
Humas
pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesanya
berupa masalah-masalah pendidikan. Jadi dalam kegiatan humas terkandung
suatu kegiatan komunikasi. Hmas pendidikan bukan hanya terjadi di
sekolah saja, akan tetapi dapat menyangkut semua bentuk komunikasi
tentang masalah pendidikan.
Pentingnya Humas Pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Humas
merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan
pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat
luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
2. Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
3. Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang diperlukan dari orang atau badan lain.
4. Humas
mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar
diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
5. Humas memenuhi keingintahuan manusi dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
Kegiatan humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Komunikasi formal
Yaitu
komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh
lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan
komunikasi formal ini dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya
dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi informal
Yaitu
semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang
tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai
keuntungan antara lain:
a. Penyebaran inormasi dapat langsung kepada tujuanya karena tidak usah melalui prosedur tertentu.
b. Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel
c. Komunikasi
berlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan
yang rinci yang akhirnya bermanfaat bagi kelancarn komunikasi formal.
d. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu 9tidak mengenal hari libur).
C. KOMUNIKASI PERSEKOLAHAN
Apabila sekolah dipandan sebagai suatu organisasi maka komunikasi yang terjadi dibedakan menjadi dua,yaitu:
1. Komunikasi internal
Yaitu komunikasi yang terjadi di dalam sekolah, yakni:
a. Antara kpala sekolah dengan guru
b. Antara kepala sekolah dengan siswa
c. Antara kepala sekolah dengan tata usaha
d. Antar guru dengan guru
e. Antara guru dengan sisiwa
f. Antara guru dengan tata usaha
g. Antara siswa dengan tata usaha
2. Komunikasi ekstrnal
Yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat yakni orang tua atau wali siswa dan masyarakat pada umumnya.
Ditinjau dari arah komunikasinya maka dapat dibedakn menjadi:
a. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang dituju. Isi komunikasi dapat berupa:
1. Laporan
Terdiri
atas laporan perencanaan, misalkan pengajuan program kerja yang dibuat
oleh sekolah kepada kepala bidang, usul kebutuhan sekolah, satuan
pelajaran yang dibuat oleh guru yang ditujukan kepda sekolah dan
sebagainya, dan laporan pelaksanaan program misalnya laporan penerimaan
siswa baru, laporan pelaksanaan UAN dan sebagainya.
2. Informasi
Yaitu
laporantentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak
direncanakan terlebih dahulu, sebagai contoh misalnya: adanya kerusakan
saluran air, ada siswa yang memenangkan lomba mengarang dan sebagainya.
3. Keluhan dan Saran
Dalam
negara demokrasi terus terjalin suatu hubungan yang erat dan bebas
antara atasan dengan bawahan. Oleh karena itu iklim demokrasi ini juga
harus ditumbuhkan sebaik-baiknya. Adanya keluhan dan saran-saran dari
bawahan bukan merupakan suatu yang hanya perlu diterima, tetapi juga
perlu ditangani dan dilaksanakan sepanjang masih dalam batas-batas
kewajaran.
b. Komunikasi
ke bawah, yaitu komunikasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan
dalam jalur organisasi. Komunikasi ke bawah terjadi :
· Dari mentri pendidikan dan kebudayaan kepada instansi di daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
· Dari keala Kanwil ke kepala bidang
· Dari kepala sekolah kepada guru-guru, tata usaha dan siswa.
Tujuan
komunikasi ke bawah adalah untuk memberitahu, menyadarkan, mendorong,
mempengaruhi, memerintahkan agar bawahan bersikap dan bertindak sesuai
isi pesan dan tujuannya. Wujud komunikasi ke bawah yang berifat
kedinasan yang datang dari departemen pendidikan dan kebudayaan maupun
kantor wilayah Depdikbud selalu dalam bentuk tertulis, teguran, edaran,
surat keputusan, pemberitahuan, pedoman dan lain sebagainya.
Disamping
komunikasi menegak (vertikal) ada juga komunikasi horisontal, yaitu
komunikasi yan dilakukan oleh sekolah dengan instansi-instansi lai yang
bersifat resmi. Komunikasi jenis ini terbagi atas:
a. Komunikasi
antara sekolah dengan instansi sejenis baik dalam lingkup yang khusus
(antara SMK dengan SMK lainnya) maupun lingkup yang luas (antar SMK
dengan sekolah lain bukan hanya STM) yang mempunyai tujuan sama
b. Komunikasi
anatara sekolah dengan instansi lain yang tidak sejenis, misalnya
antara sekolah dengan kantor telepon, bank, kantor keuangan dan
sebagainya
D. KOMUNIKASI DALAM SEKOLAH
Bentuk-bentuk komunikasi dalam sekolah yaitu
1. Komunikasi
antara kepala sekolah dengan guru, terjadi secara vertikal, mka arah
komunikasi datang dari atas dan dari bawah atau komunikasi ke bawah dan
ke atas.
Komunikasi ke bawah:
a. Pemberian
petunjuk, memberikan tugas, pengarahan, penjelasan tentang pedoman
pelaksnaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan sebagainya.
b. Memberikan
perintah, untuk memberikan suatu tugas di luar rutinitas, yang belum
disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas, dan perintah-perintah itu.
c. Memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan, melalui pengumuman maupun buku keliling atau edaran.
d. Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah melaksanakan tugas dengan baik
2. Komunikasi antara kepala sekolah dengan tata usaha
Wujud komunikasi ini juga seperti yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan pada jenis dan lingkup pekerjaannya
3. Komunikasi
kepala sekolah dengan siswa, dapat dilakukan dengan tertulis
(pengumuman, edaran, teguran, sangsi) maupun secara lisan (pengumuman
teguran dan peringatan)
4. Komunikasi antara guru dengan guru
Hubungan
kedinaan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama dalam
membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan sebagainya.
Hubungan tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan
pelaksanaan tugas bersama juga untuk mempererat kekeluargaan antara
kawan yang satu dengan yang lain.
5. Komunikasi
antara guru dengan tata usaha, hampir tidak ada yang bersifat formal,
karena guru dan pegawai TU berkedudukan sederajat tetapi berbeda dalam
jenis tugas. Jenis komunikasi yang dijalin banyak pada hal yang bersifat
tidak formal, seperti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam
kedinasan komunikasi di arahkan pada usaha kerjasama dalam mencapai
tujuan bersama yakni membina dan mengembangkan sekolah.
6. Komunikasi
anatara guru dengan siswa, dapat terjadi secara formal dikelas dalam
proses belajar mengajar. Komunikasi tidak formal dimaksudkan untuk lebih
memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan, kelebihan, watak,
karakter kebiasan dan hal yang diperlukan dalam kaitannya keuksesannya
belajar siswa.
7. Komunikasi
antara siswa dengan pegawai tata usaha, misalnya surat-surat
keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku presensi, buku kelas dan
lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang menyangkut
pengajaran dan ada pula yang menyangkut urusan sekolah.
8. Komunikasi
antar siswa dengan siswa, dapat merupakan komunikasi yang formal
(tetapi bukan dinas) yaitu jika terjadi didalam kelas dalam situasi
belajar, tetapi lebih banyak yang bersifat non formal.
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan masyarakat.
Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan ikut bertanggung
jawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang dimaksud dengan
masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, pasar,
tokoh, dan lain sebagainya.
Dalam bagian ini pembicaraan akan difokuskan pada komunikasi antara sekolah denganorang tua murid berupa:
1. Tujuan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
Dengan dasar kesamaan tanggung jawab dan kesamaan tujuannya, maka usaha kerjasama bertujuan untuk:
a. Saling
membantu dan saling mengisi. Dalam hal ini sekolah dapat memberikan
informasi kepada orang tua mengena perkembangan ketakwaan kepada Tuhan
YME, perkembangan kecerdasan dan ketrampilan, perkembangan budi pekerti,
tingkah laku, pergaulannya serta kelemahan dn kelebihan siswa.
b. Bantuan keuangan dan barang-barang, misalnya uang transport, alat pelajaran, buku tulis dan buku pelajaran, dan sebagainya.
c. Untuk
mencegah perbuatan-perbuatan yang kurang baik, misalnya tidak memasang
reklame bioskopyang dapat merusak moral, tidak memutar film pada waktu
pelajaran berlangsun, dan lain sebagainya.
2. Bentuk kerjasama
Usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan:
a. Melalui organisasi BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)
b. Melalui
pertemuan misalnya dengan penyerahan siswa baru, wisuda, penyerahan
rapor,dan pertemuan lain yang membicarakan perkembangan sekolah.
c. Melalui ceramah ilmiah, bazar, malam tutup tahun, dan sebagainya.
3. Bidang kerjasama yang digarap
Beberapa hal penting yang harus digarap dalam hubungan kerjasama antar sekolah dengan orang tua antara lain:
a. Bidang pendidikan mental, misalnya pengawasan terhadap siswa yang bolos, berbohong, tidak tertib, dan sebagainya.
b. Bidang pengembangan bakat: apabila ada bakat yang nampak menonjol dilakukan musyawarah bagaimana pengembanganya.
c. Bidang
pengajaran, misalnya dalam mengawasi mengerjakan PR, tugas kelompok,
keulitan belajar, kelambatan berfikir an lain sebagainya.
d. Pembinaan jasmani, misalnya penyakit yang diderita,kelainan, cacat slah satu angota tubuh, kidal, sering pingsan dan sebagainya
E. BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk hubungan ini bis individual dan juga organisatoris.
a) secara individual:
1) Oran tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan masalah anaknya
2) Secara sukarela orang tua datang kesekolah menyampaikan saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah
b) Secara
organisasi melalui BP3, oranisasi ini akan lebih efektif bila sekolah
mampu menggerakkan dan memanfaatkan potensi yang ada dikalangan orang
tua misalnya:
1) Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan poliklinik sekolah
2) Para
tokoh pendidikan dan anggota masyarakat lainya dalam upaya peningkatan
mutu dan merebut tempat pada sekolah yang lebih tinggi 9seksi
peningkatan akademis) maupun untuk ketrampilan dan kurikulum muatan
lokal.
3) Para insinyur untuk memeberikan saran-saran dalam pembangunan sekolah.
4) Para pejabat dalam bidang keamanan untuk peningkatan keamanan sekolah seperti penyuluhan tentang narkoba dan miras
5) Para profesional, pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan sukarela membantu sekolah demi kepentingan anak-anaknya.
6) Para pemuka agama untuk peningkatan imtaq (iman dan taqwa).
2. Hubungan sekolah dengan alumni
Dari
para alumni, sekolah memeperoleh masukan tentng kekurangan sekolah yang
perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
3. Hubungan sekolah dengan dunia usaha atau dunia kerja
Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan konseling. Pelaksanaannya:
1) Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
2) Mengirim para anak didik ke dunia usaha atau dunia kerja
4. Hubungan dengan instansi lain
1. Hubungan dengan sekolah lain, dapat juga dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah)
2. Hubungan
dengan lembaga atau badan-badan pemerintahan swasta, contohnya
kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar menabung”
pelajar.
F. PERANAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1) Media langsung
Yang tergolong media langsung adalah:
a. Rapat-rapat formal yang diadakan sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat.
b. Pekan pendidikan
c. Hari ulang tahun sekolah
d. Karya wisata
e. Kunjungan rumah (home visit) untuk mengetahui lebih jauh tentang situasi rumah anak didik tertentu.
2) Media tidak langsung
Yang
dimaksud dengan media tidak langsung disini adalah media tanpa tatap
muka. Sekolah mengadakan hubungan dengan masyarakat melalui:
a. Media cetak berupa: bulletin atau majalah sekolah, koran, brosur, leaflet atau booklet.
b. Media elektronika: telepon, siaran radio dan televisi, vidio kaset, slide dan komputer.
G. POLA PELAKSANAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1. Perencanaan
a. Identifikasi masalah
b. Perumusan masalah
c. Perumusan tujuan
d. Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah
e. Identifikasi
sumber penunjang atau hambatan, untuk perumusan masalah, perumusan
tujuan dan analisis seleksi alternatif pemecahan masalah.
f. Penyususnan program
g. Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran.
2. Pelakanaan
a. Menyampaikan
rencana di atas kepada orang tua siswa melalui rapat berturut-turut,
pengurus BP3, perwakilan orang tua siswa tiap kelas maupun dalam rapat
pleno waktunya akhir Juli sampai dengan awal Agustus.
b. Mengundag
para alumni melalui pengurusnya untuk hal yang sama. Jika belum ada
pengurusnya, disahakan membentuknya. Waktunya juga Agustus.
c. Mengumpulkan orang tua siswa tertentu tadi dan beberapa tokoh masyarakat juga untuk maksud yang sama.
3. Pengorganisasian
a. Mengukuhkan atau memilih pengurus baru BP3, alumni dan panitia (sesuai tuntutan)
b. Menjelaskan
uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga jelas siapa menangani apa
bertanggung jawab kepada siapa. Kaitan tugas dan wewenangnya bagaimana
dan sebagainya.
c. Menyusun program kegiatan
4. Laporan atau awal tahun pelajaan
a. Setiap semester dibuat laporan terinci dan disampaikan kepada anggota
b. Laporan atau awal tahun pelajaran
Melalui
pengawasan dan laporan ini akan dapat diukur pelaksanaan atau
(implementasi) program tadi. Kriteria keberhasilan seperti: jumlah yang
diterima pada sekolah yang disenangi atau unggulan meningkat, kerjasama
dengan orang tua bertambah baik dapat dipakai sebagai pengukur
keberhasilan. Kemudia hasil tersebut digunakan sebagai feedback untuk menyusun program berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar